Friday, September 30, 2016

Dasa Mala




Om Swastyastu, semoga pikiran baik datang dari segala penjuru. Lama tak post mengingat jadwal UTS, kali ini Admin Bram akan mempost Dasa Mala yang merupakan jenis jenis perbuatanburuk yang harus dihindari.

 Dasa Mala


A.  Pengertian Dasa Mala


Dasa Mala berasal dari kata dasa dan mala. Dasa berarti sepuluh dan mala berarti adharma atau bertentangan dengan susila. Dasa Mala merupakan salah satu bentuk dari asubha karma atau perbuatan yang tidak baik. Jadi, dasa mala adalah sepuluh perbuatan buruk yang harus dihindari (Sura, 2001).

B.  Bagian-bagian Dasa Mala


Dasa Mala tergolong dalam kelompok asubha karma. Dasa Mala merupakan sumber kedursilaan, yaitu bentuk perbuatan yang bertentangan dengan susila, yang cenderung kepada kejahatan. Semua perbuatan yang bertentangan dengan susila sebaiknya kita hindari.



Menurut Kitab Slokantara Sloka 48, terdapat sepuluh macam sifat kotor atau Dasa Mala, yaitu

1.    Tandri


Tandri artinya orang yang malas, suka makan dan tidur saja, tidak tulus, hanya ingin melakukan kejahatan (Sura, 2001).

2.    Kleda


Kleda artinya berputus asa, suka menunda dan tidak mau memahami maksud orang lain (Zoetmulder, 2004: 509).

3.     Leja


Leja artinya berpikiran gelap, bernafsu besar dan gembira melakukan kejahatan (Zoetmulder, 2004: 582).

4.     Kutila


Kutila artinya menyakiti orang lain, pemabuk, tidak jujur dan penipu, menyakiti dan membunuh makhluk lain, lebih-lebih manusia, merupakan perbuatan yang bertentangan dengan dharma (Zoetmulder, 2004: 548).

5.     Kuhaka


Kuhaka artinya pemarah, suka mencari kesalahan orang lain, penipu, berkata sembarangan, dan keras kepala (Zoetmulder, 2004: 528).

6.     Metraya


Metraya artinya seka berkata menyakiti hati, sombong, dan iri hati (Gede Sura, 2001).

7.     Megata


Megata artinya berbuat jahat, berkata manis tapi pamrih (Zoetmulder, 2004: 663).

8.     Ragastri


Ragastri artinya bernafsu (Zoetmulder, 2004: 900).

9.     Bhaksa Bhuana


Bhaksa Bhuana artinya suka menyakiti orang lain, penipu, dan hidup berfoya-foya (Zoetmulder, 2004: 135).

10.  Kimburu


Kimburu artinya penipu dan pencuri terhadap siapa saja tidak pandang bulu, pendengki dan iri hati

Sekian dari saya

Related Search
  • Dasa Mala
  • Pengertian Dasa Mala
  • Apa itu Dasa Mala
  • Pengertian dan Bagian-Bagian Dasa Mala
  • Bagian-Bagian Dasa Mala
  • Tandri
  • Kleda
  • Leja
  • Kutila
  • Kuhaka
  • Metraya
  • Megata
  • Ragastri
  • Bhaksa Bhuana
  • Kimburu
  • Agama Hindu





Thursday, September 1, 2016

Panca Yama Brata dan Bagian-Bagiannya




1.  Panca Yama Brata


1.1.    Panca Yama Brata


Panca Yama Brata adalah lima macam cara untuk mengendalikan keinginan secara lahir menurut Atmaja (2010:46). Bagian-bagian Panca Yama Brata:

1.    Ahimsa                : tidak melakukan kekerasan

2.    Brahmacari         : masa menuntut ilmu/masa aguron-guron

3.    Satya                    : kesetiaan dan kejujuran

4.    Awyawaharika    : melakukan usaha menurut dharma

5.    Astenya               : tidak mencuri miliki orang lain

1.1.1.   Ahimsa


Ahimsa terdiri atas a yang artinya tidak, dan himsa yang artinya menyakiti atau membunuh. Dengan demikian ahimsa artinya suatu perbuatan yang tidak menyakiti, kasih sayang dan atau tidak membunuh mahkluk lain (Tim Sabha Pandita, 2011: 16).

1.1.2.   Brahmacari


Brahmacari adalah masa menuntut ilmu (usia belajar) seperti murid-murid di sekolah. Kata Brahmacari terdiri atas dua kata, yaitu Brahma dan Cari atau Carya (Tim Sabha Pandita, 2011: 17). Brahma artinya Ilmu pengetahuan, sedangkan Cari atau Carya berasal dari bahasa sansekerta, yaitu Car artinya gerak atau tingkah laku. Sehingga pengertian Brahmacari adalah tingkah laku manusia dalam menuntut ilmu pengetahuan terutama ilmu pengetahuan tentang ketuhanan dan kesucian.

1.1.3.   Satya


Satya artinya benar, jujur, dan setia (Tim Sabha Pandita, 2011: 18). Satya juga diartikan sebagai gerak pikiran yang harus diambil menuju kebenaran. Di dalam praktiknya Satya meliputi katakata yang tepat dan dilandasi kebajikan untuk mencapai kebaikan bersama.

Oleh karena itu, Satya tidak sepenuhnya diartikan benar, jujur, dan setia, tetapi di dalam pelaksanaannya melihat situasi yang bersifat relatif. Maka di sinilah kita menempuh jalan Satya yang pelaksanaannya melihat situasi dan kondisi yang relatif. Bagian-bagian Satya:

·         Satya Hredaya, artinya setia dan jujur terhadap kata hati.

·         Satya Wacana, artinya setia dan jujur terhadap perkataan.

·         Satya Semaya, artinya setia dan jujur terhadap janji.

·         Satya Laksana, artinya setia dan jujur terhadap perbuatan.

·         Satya Mitra, yaitu setia dan jujur terhadap teman.

1.1.4.   Awyawaharika


Awyawaharika atau Awyawahara artinya tidak terikat pada ikatan keduniawian (Tim Sabha Pandita, 2011: 19). Ajaran Awyawaharika menjadikan orang rendah hati, sederhana, jujur, menyayangi sesama, berbudi luhur, tidak mengharapkan pujian, dan suka menolong tanpa pamrih. Pelaksanaan konsep Awyawaharika sebagai wujud kewajiban dalam kehidupan adalah dengan bekerja tanpa mengharapkan pamrih. Penerapan ajaran Awyawaharika ini tentu sangat penting untuk diamalkan dalam kehidupan sosial kemasyarakatan.

1.1.5.   Astenya


Asteya atau Astenya artinya tidak mencuri atau tidak mengambil hak milik atau memikirkan untuk memiliki barang orang lain (Tim Sabha Pandita, 2011: 20). Astenya mengajarkan manusia agar selalu jujur, tidak suka mengambil hak milik orang lain, tidak mencuri atau korupsi. Mencuri atau perbuatan sejenisnya adalah perbuatan yang dilarang agama. Astenya harus ditumbuhkan agar timbul sifat yang tidak menginginkan barang milik orang lain. Perbuatan mencuri akan merugikan diri sendiri, yaitu pencemaran nama baik dan orang lain sebagai korbannya.

Sekian posting tentang Panca Yama Brata dan Bagian-Bagiannya, terimakasih.

1.  Panca Yama Brata

1.1.    Panca Yama Brata

Panca Yama Brata adalah lima macam cara untuk mengendalikan keinginan secara lahir menurut Atmaja (2010:46). Bagian-bagian Panca Yama Brata:
1.    Ahimsa                : tidak melakukan kekerasan
2.    Brahmacari         : masa menuntut ilmu/masa aguron-guron
3.    Satya                    : kesetiaan dan kejujuran
4.    Awyawaharika    : melakukan usaha menurut dharma
5.    Astenya               : tidak mencuri miliki orang lain

1.1.1.   Ahimsa

Ahimsa terdiri atas a yang artinya tidak, dan himsa yang artinya menyakiti atau membunuh. Dengan demikian ahimsa artinya suatu perbuatan yang tidak menyakiti, kasih sayang dan atau tidak membunuh mahkluk lain (Tim Sabha Pandita, 2011: 16).

1.1.2.   Brahmacari

Brahmacari adalah masa menuntut ilmu (usia belajar) seperti murid-murid di sekolah. Kata Brahmacari terdiri atas dua kata, yaitu Brahma dan Cari atau Carya (Tim Sabha Pandita, 2011: 17). Brahma artinya Ilmu pengetahuan, sedangkan Cari atau Carya berasal dari bahasa sansekerta, yaitu Car artinya gerak atau tingkah laku. Sehingga pengertian Brahmacari adalah tingkah laku manusia dalam menuntut ilmu pengetahuan terutama ilmu pengetahuan tentang ketuhanan dan kesucian.

1.1.3.   Satya

Satya artinya benar, jujur, dan setia (Tim Sabha Pandita, 2011: 18). Satya juga diartikan sebagai gerak pikiran yang harus diambil menuju kebenaran. Di dalam praktiknya Satya meliputi katakata yang tepat dan dilandasi kebajikan untuk mencapai kebaikan bersama.
Oleh karena itu, Satya tidak sepenuhnya diartikan benar, jujur, dan setia, tetapi di dalam pelaksanaannya melihat situasi yang bersifat relatif. Maka di sinilah kita menempuh jalan Satya yang pelaksanaannya melihat situasi dan kondisi yang relatif. Bagian-bagian Satya:
·         Satya Hredaya, artinya setia dan jujur terhadap kata hati.
·         Satya Wacana, artinya setia dan jujur terhadap perkataan.
·         Satya Semaya, artinya setia dan jujur terhadap janji.
·         Satya Laksana, artinya setia dan jujur terhadap perbuatan.
·         Satya Mitra, yaitu setia dan jujur terhadap teman.

1.1.4.   Awyawaharika

Awyawaharika atau Awyawahara artinya tidak terikat pada ikatan keduniawian (Tim Sabha Pandita, 2011: 19). Ajaran Awyawaharika menjadikan orang rendah hati, sederhana, jujur, menyayangi sesama, berbudi luhur, tidak mengharapkan pujian, dan suka menolong tanpa pamrih. Pelaksanaan konsep Awyawaharika sebagai wujud kewajiban dalam kehidupan adalah dengan bekerja tanpa mengharapkan pamrih. Penerapan ajaran Awyawaharika ini tentu sangat penting untuk diamalkan dalam kehidupan sosial kemasyarakatan.

1.1.5.   Astenya

Asteya atau Astenya artinya tidak mencuri atau tidak mengambil hak milik atau memikirkan untuk memiliki barang orang lain (Tim Sabha Pandita, 2011: 20). Astenya mengajarkan manusia agar selalu jujur, tidak suka mengambil hak milik orang lain, tidak mencuri atau korupsi. Mencuri atau perbuatan sejenisnya adalah perbuatan yang dilarang agama. Astenya harus ditumbuhkan agar timbul sifat yang tidak menginginkan barang milik orang lain. Perbuatan mencuri akan merugikan diri sendiri, yaitu pencemaran nama baik dan orang lain sebagai korbannya.
Sekian posting tentang Panca Yama Brata dan Bagian-Bagiannya, terimakasih.

1.  Panca Yama Brata

1.1.    Panca Yama Brata

Panca Yama Brata adalah lima macam cara untuk mengendalikan keinginan secara lahir menurut Atmaja (2010:46). Bagian-bagian Panca Yama Brata:
1.    Ahimsa                : tidak melakukan kekerasan
2.    Brahmacari         : masa menuntut ilmu/masa aguron-guron
3.    Satya                    : kesetiaan dan kejujuran
4.    Awyawaharika    : melakukan usaha menurut dharma
5.    Astenya               : tidak mencuri miliki orang lain

1.1.1.   Ahimsa

Ahimsa terdiri atas a yang artinya tidak, dan himsa yang artinya menyakiti atau membunuh. Dengan demikian ahimsa artinya suatu perbuatan yang tidak menyakiti, kasih sayang dan atau tidak membunuh mahkluk lain (Tim Sabha Pandita, 2011: 16).

1.1.2.   Brahmacari

Brahmacari adalah masa menuntut ilmu (usia belajar) seperti murid-murid di sekolah. Kata Brahmacari terdiri atas dua kata, yaitu Brahma dan Cari atau Carya (Tim Sabha Pandita, 2011: 17). Brahma artinya Ilmu pengetahuan, sedangkan Cari atau Carya berasal dari bahasa sansekerta, yaitu Car artinya gerak atau tingkah laku. Sehingga pengertian Brahmacari adalah tingkah laku manusia dalam menuntut ilmu pengetahuan terutama ilmu pengetahuan tentang ketuhanan dan kesucian.
Baca Juga Asta Aiswarya

1.1.3.   Satya

Satya artinya benar, jujur, dan setia (Tim Sabha Pandita, 2011: 18). Satya juga diartikan sebagai gerak pikiran yang harus diambil menuju kebenaran. Di dalam praktiknya Satya meliputi katakata yang tepat dan dilandasi kebajikan untuk mencapai kebaikan bersama.
Oleh karena itu, Satya tidak sepenuhnya diartikan benar, jujur, dan setia, tetapi di dalam pelaksanaannya melihat situasi yang bersifat relatif. Maka di sinilah kita menempuh jalan Satya yang pelaksanaannya melihat situasi dan kondisi yang relatif. Bagian-bagian Satya:
·         Satya Hredaya, artinya setia dan jujur terhadap kata hati.
·         Satya Wacana, artinya setia dan jujur terhadap perkataan.
·         Satya Semaya, artinya setia dan jujur terhadap janji.
·         Satya Laksana, artinya setia dan jujur terhadap perbuatan.
·         Satya Mitra, yaitu setia dan jujur terhadap teman.

1.1.4.   Awyawaharika

Awyawaharika atau Awyawahara artinya tidak terikat pada ikatan keduniawian (Tim Sabha Pandita, 2011: 19). Ajaran Awyawaharika menjadikan orang rendah hati, sederhana, jujur, menyayangi sesama, berbudi luhur, tidak mengharapkan pujian, dan suka menolong tanpa pamrih. Pelaksanaan konsep Awyawaharika sebagai wujud kewajiban dalam kehidupan adalah dengan bekerja tanpa mengharapkan pamrih. Penerapan ajaran Awyawaharika ini tentu sangat penting untuk diamalkan dalam kehidupan sosial kemasyarakatan.

1.1.5.   Astenya

Asteya atau Astenya artinya tidak mencuri atau tidak mengambil hak milik atau memikirkan untuk memiliki barang orang lain (Tim Sabha Pandita, 2011: 20). Astenya mengajarkan manusia agar selalu jujur, tidak suka mengambil hak milik orang lain, tidak mencuri atau korupsi. Mencuri atau perbuatan sejenisnya adalah perbuatan yang dilarang agama. Astenya harus ditumbuhkan agar timbul sifat yang tidak menginginkan barang milik orang lain. Perbuatan mencuri akan merugikan diri sendiri, yaitu pencemaran nama baik dan orang lain sebagai korbannya.
Sekian posting tentang Panca Yama Brata dan Bagian-Bagiannya, terimakasih.
Related Search :

Panca Yama Brata

Panca Yama Brata dan bagiannya

Contoh Panca Yama Brata

Apa itu Panca Yama Brata

Pengertian Panca Yama Brata