Thursday, September 1, 2016

Panca Yama Brata dan Bagian-Bagiannya




1.  Panca Yama Brata


1.1.    Panca Yama Brata


Panca Yama Brata adalah lima macam cara untuk mengendalikan keinginan secara lahir menurut Atmaja (2010:46). Bagian-bagian Panca Yama Brata:

1.    Ahimsa                : tidak melakukan kekerasan

2.    Brahmacari         : masa menuntut ilmu/masa aguron-guron

3.    Satya                    : kesetiaan dan kejujuran

4.    Awyawaharika    : melakukan usaha menurut dharma

5.    Astenya               : tidak mencuri miliki orang lain

1.1.1.   Ahimsa


Ahimsa terdiri atas a yang artinya tidak, dan himsa yang artinya menyakiti atau membunuh. Dengan demikian ahimsa artinya suatu perbuatan yang tidak menyakiti, kasih sayang dan atau tidak membunuh mahkluk lain (Tim Sabha Pandita, 2011: 16).

1.1.2.   Brahmacari


Brahmacari adalah masa menuntut ilmu (usia belajar) seperti murid-murid di sekolah. Kata Brahmacari terdiri atas dua kata, yaitu Brahma dan Cari atau Carya (Tim Sabha Pandita, 2011: 17). Brahma artinya Ilmu pengetahuan, sedangkan Cari atau Carya berasal dari bahasa sansekerta, yaitu Car artinya gerak atau tingkah laku. Sehingga pengertian Brahmacari adalah tingkah laku manusia dalam menuntut ilmu pengetahuan terutama ilmu pengetahuan tentang ketuhanan dan kesucian.

1.1.3.   Satya


Satya artinya benar, jujur, dan setia (Tim Sabha Pandita, 2011: 18). Satya juga diartikan sebagai gerak pikiran yang harus diambil menuju kebenaran. Di dalam praktiknya Satya meliputi katakata yang tepat dan dilandasi kebajikan untuk mencapai kebaikan bersama.

Oleh karena itu, Satya tidak sepenuhnya diartikan benar, jujur, dan setia, tetapi di dalam pelaksanaannya melihat situasi yang bersifat relatif. Maka di sinilah kita menempuh jalan Satya yang pelaksanaannya melihat situasi dan kondisi yang relatif. Bagian-bagian Satya:

·         Satya Hredaya, artinya setia dan jujur terhadap kata hati.

·         Satya Wacana, artinya setia dan jujur terhadap perkataan.

·         Satya Semaya, artinya setia dan jujur terhadap janji.

·         Satya Laksana, artinya setia dan jujur terhadap perbuatan.

·         Satya Mitra, yaitu setia dan jujur terhadap teman.

1.1.4.   Awyawaharika


Awyawaharika atau Awyawahara artinya tidak terikat pada ikatan keduniawian (Tim Sabha Pandita, 2011: 19). Ajaran Awyawaharika menjadikan orang rendah hati, sederhana, jujur, menyayangi sesama, berbudi luhur, tidak mengharapkan pujian, dan suka menolong tanpa pamrih. Pelaksanaan konsep Awyawaharika sebagai wujud kewajiban dalam kehidupan adalah dengan bekerja tanpa mengharapkan pamrih. Penerapan ajaran Awyawaharika ini tentu sangat penting untuk diamalkan dalam kehidupan sosial kemasyarakatan.

1.1.5.   Astenya


Asteya atau Astenya artinya tidak mencuri atau tidak mengambil hak milik atau memikirkan untuk memiliki barang orang lain (Tim Sabha Pandita, 2011: 20). Astenya mengajarkan manusia agar selalu jujur, tidak suka mengambil hak milik orang lain, tidak mencuri atau korupsi. Mencuri atau perbuatan sejenisnya adalah perbuatan yang dilarang agama. Astenya harus ditumbuhkan agar timbul sifat yang tidak menginginkan barang milik orang lain. Perbuatan mencuri akan merugikan diri sendiri, yaitu pencemaran nama baik dan orang lain sebagai korbannya.

Sekian posting tentang Panca Yama Brata dan Bagian-Bagiannya, terimakasih.

1.  Panca Yama Brata

1.1.    Panca Yama Brata

Panca Yama Brata adalah lima macam cara untuk mengendalikan keinginan secara lahir menurut Atmaja (2010:46). Bagian-bagian Panca Yama Brata:
1.    Ahimsa                : tidak melakukan kekerasan
2.    Brahmacari         : masa menuntut ilmu/masa aguron-guron
3.    Satya                    : kesetiaan dan kejujuran
4.    Awyawaharika    : melakukan usaha menurut dharma
5.    Astenya               : tidak mencuri miliki orang lain

1.1.1.   Ahimsa

Ahimsa terdiri atas a yang artinya tidak, dan himsa yang artinya menyakiti atau membunuh. Dengan demikian ahimsa artinya suatu perbuatan yang tidak menyakiti, kasih sayang dan atau tidak membunuh mahkluk lain (Tim Sabha Pandita, 2011: 16).

1.1.2.   Brahmacari

Brahmacari adalah masa menuntut ilmu (usia belajar) seperti murid-murid di sekolah. Kata Brahmacari terdiri atas dua kata, yaitu Brahma dan Cari atau Carya (Tim Sabha Pandita, 2011: 17). Brahma artinya Ilmu pengetahuan, sedangkan Cari atau Carya berasal dari bahasa sansekerta, yaitu Car artinya gerak atau tingkah laku. Sehingga pengertian Brahmacari adalah tingkah laku manusia dalam menuntut ilmu pengetahuan terutama ilmu pengetahuan tentang ketuhanan dan kesucian.

1.1.3.   Satya

Satya artinya benar, jujur, dan setia (Tim Sabha Pandita, 2011: 18). Satya juga diartikan sebagai gerak pikiran yang harus diambil menuju kebenaran. Di dalam praktiknya Satya meliputi katakata yang tepat dan dilandasi kebajikan untuk mencapai kebaikan bersama.
Oleh karena itu, Satya tidak sepenuhnya diartikan benar, jujur, dan setia, tetapi di dalam pelaksanaannya melihat situasi yang bersifat relatif. Maka di sinilah kita menempuh jalan Satya yang pelaksanaannya melihat situasi dan kondisi yang relatif. Bagian-bagian Satya:
·         Satya Hredaya, artinya setia dan jujur terhadap kata hati.
·         Satya Wacana, artinya setia dan jujur terhadap perkataan.
·         Satya Semaya, artinya setia dan jujur terhadap janji.
·         Satya Laksana, artinya setia dan jujur terhadap perbuatan.
·         Satya Mitra, yaitu setia dan jujur terhadap teman.

1.1.4.   Awyawaharika

Awyawaharika atau Awyawahara artinya tidak terikat pada ikatan keduniawian (Tim Sabha Pandita, 2011: 19). Ajaran Awyawaharika menjadikan orang rendah hati, sederhana, jujur, menyayangi sesama, berbudi luhur, tidak mengharapkan pujian, dan suka menolong tanpa pamrih. Pelaksanaan konsep Awyawaharika sebagai wujud kewajiban dalam kehidupan adalah dengan bekerja tanpa mengharapkan pamrih. Penerapan ajaran Awyawaharika ini tentu sangat penting untuk diamalkan dalam kehidupan sosial kemasyarakatan.

1.1.5.   Astenya

Asteya atau Astenya artinya tidak mencuri atau tidak mengambil hak milik atau memikirkan untuk memiliki barang orang lain (Tim Sabha Pandita, 2011: 20). Astenya mengajarkan manusia agar selalu jujur, tidak suka mengambil hak milik orang lain, tidak mencuri atau korupsi. Mencuri atau perbuatan sejenisnya adalah perbuatan yang dilarang agama. Astenya harus ditumbuhkan agar timbul sifat yang tidak menginginkan barang milik orang lain. Perbuatan mencuri akan merugikan diri sendiri, yaitu pencemaran nama baik dan orang lain sebagai korbannya.
Sekian posting tentang Panca Yama Brata dan Bagian-Bagiannya, terimakasih.

1.  Panca Yama Brata

1.1.    Panca Yama Brata

Panca Yama Brata adalah lima macam cara untuk mengendalikan keinginan secara lahir menurut Atmaja (2010:46). Bagian-bagian Panca Yama Brata:
1.    Ahimsa                : tidak melakukan kekerasan
2.    Brahmacari         : masa menuntut ilmu/masa aguron-guron
3.    Satya                    : kesetiaan dan kejujuran
4.    Awyawaharika    : melakukan usaha menurut dharma
5.    Astenya               : tidak mencuri miliki orang lain

1.1.1.   Ahimsa

Ahimsa terdiri atas a yang artinya tidak, dan himsa yang artinya menyakiti atau membunuh. Dengan demikian ahimsa artinya suatu perbuatan yang tidak menyakiti, kasih sayang dan atau tidak membunuh mahkluk lain (Tim Sabha Pandita, 2011: 16).

1.1.2.   Brahmacari

Brahmacari adalah masa menuntut ilmu (usia belajar) seperti murid-murid di sekolah. Kata Brahmacari terdiri atas dua kata, yaitu Brahma dan Cari atau Carya (Tim Sabha Pandita, 2011: 17). Brahma artinya Ilmu pengetahuan, sedangkan Cari atau Carya berasal dari bahasa sansekerta, yaitu Car artinya gerak atau tingkah laku. Sehingga pengertian Brahmacari adalah tingkah laku manusia dalam menuntut ilmu pengetahuan terutama ilmu pengetahuan tentang ketuhanan dan kesucian.
Baca Juga Asta Aiswarya

1.1.3.   Satya

Satya artinya benar, jujur, dan setia (Tim Sabha Pandita, 2011: 18). Satya juga diartikan sebagai gerak pikiran yang harus diambil menuju kebenaran. Di dalam praktiknya Satya meliputi katakata yang tepat dan dilandasi kebajikan untuk mencapai kebaikan bersama.
Oleh karena itu, Satya tidak sepenuhnya diartikan benar, jujur, dan setia, tetapi di dalam pelaksanaannya melihat situasi yang bersifat relatif. Maka di sinilah kita menempuh jalan Satya yang pelaksanaannya melihat situasi dan kondisi yang relatif. Bagian-bagian Satya:
·         Satya Hredaya, artinya setia dan jujur terhadap kata hati.
·         Satya Wacana, artinya setia dan jujur terhadap perkataan.
·         Satya Semaya, artinya setia dan jujur terhadap janji.
·         Satya Laksana, artinya setia dan jujur terhadap perbuatan.
·         Satya Mitra, yaitu setia dan jujur terhadap teman.

1.1.4.   Awyawaharika

Awyawaharika atau Awyawahara artinya tidak terikat pada ikatan keduniawian (Tim Sabha Pandita, 2011: 19). Ajaran Awyawaharika menjadikan orang rendah hati, sederhana, jujur, menyayangi sesama, berbudi luhur, tidak mengharapkan pujian, dan suka menolong tanpa pamrih. Pelaksanaan konsep Awyawaharika sebagai wujud kewajiban dalam kehidupan adalah dengan bekerja tanpa mengharapkan pamrih. Penerapan ajaran Awyawaharika ini tentu sangat penting untuk diamalkan dalam kehidupan sosial kemasyarakatan.

1.1.5.   Astenya

Asteya atau Astenya artinya tidak mencuri atau tidak mengambil hak milik atau memikirkan untuk memiliki barang orang lain (Tim Sabha Pandita, 2011: 20). Astenya mengajarkan manusia agar selalu jujur, tidak suka mengambil hak milik orang lain, tidak mencuri atau korupsi. Mencuri atau perbuatan sejenisnya adalah perbuatan yang dilarang agama. Astenya harus ditumbuhkan agar timbul sifat yang tidak menginginkan barang milik orang lain. Perbuatan mencuri akan merugikan diri sendiri, yaitu pencemaran nama baik dan orang lain sebagai korbannya.
Sekian posting tentang Panca Yama Brata dan Bagian-Bagiannya, terimakasih.
Related Search :

Panca Yama Brata

Panca Yama Brata dan bagiannya

Contoh Panca Yama Brata

Apa itu Panca Yama Brata

Pengertian Panca Yama Brata

No comments:

Post a Comment