1.
Panca Yama Brata
1.1.
Panca Yama Brata
Panca Yama Brata adalah lima macam
cara untuk mengendalikan keinginan secara lahir menurut Atmaja (2010:46).
Bagian-bagian Panca Yama Brata:
1. Ahimsa : tidak melakukan kekerasan
2. Brahmacari : masa menuntut ilmu/masa aguron-guron
3. Satya : kesetiaan dan kejujuran
4. Awyawaharika : melakukan usaha menurut dharma
5. Astenya : tidak mencuri miliki orang lain
1.1.1.
Ahimsa
Ahimsa
terdiri atas a yang artinya tidak, dan himsa yang artinya menyakiti atau
membunuh. Dengan demikian ahimsa artinya suatu perbuatan yang tidak menyakiti, kasih
sayang dan atau tidak membunuh mahkluk lain (Tim Sabha Pandita, 2011: 16).
1.1.2.
Brahmacari
Brahmacari adalah masa
menuntut ilmu (usia belajar) seperti murid-murid di sekolah. Kata Brahmacari terdiri atas dua kata, yaitu Brahma dan Cari atau Carya
(Tim Sabha Pandita, 2011: 17). Brahma artinya Ilmu pengetahuan,
sedangkan Cari atau Carya berasal dari bahasa sansekerta, yaitu Car artinya
gerak atau tingkah laku. Sehingga pengertian Brahmacari adalah
tingkah laku manusia dalam menuntut ilmu pengetahuan terutama ilmu pengetahuan
tentang ketuhanan dan kesucian.
1.1.3.
Satya
Satya artinya benar, jujur, dan setia (Tim Sabha Pandita,
2011: 18). Satya juga diartikan sebagai gerak pikiran yang harus
diambil menuju kebenaran. Di dalam praktiknya Satya meliputi
katakata yang tepat dan dilandasi kebajikan untuk mencapai kebaikan bersama.
Oleh
karena itu, Satya tidak sepenuhnya diartikan benar, jujur,
dan setia, tetapi di dalam pelaksanaannya melihat situasi yang bersifat
relatif. Maka di sinilah kita menempuh jalan Satya yang
pelaksanaannya melihat situasi dan kondisi yang relatif. Bagian-bagian Satya:
·
Satya Hredaya, artinya setia dan jujur terhadap kata
hati.
·
Satya Wacana, artinya setia dan jujur terhadap
perkataan.
·
Satya Semaya, artinya setia dan jujur terhadap janji.
·
Satya Laksana, artinya setia dan jujur terhadap
perbuatan.
·
Satya Mitra, yaitu setia dan jujur terhadap teman.
1.1.4.
Awyawaharika
Awyawaharika atau Awyawahara artinya tidak terikat pada
ikatan keduniawian (Tim Sabha
Pandita, 2011: 19). Ajaran Awyawaharika menjadikan
orang rendah hati, sederhana, jujur, menyayangi sesama, berbudi luhur, tidak
mengharapkan pujian, dan suka menolong tanpa pamrih. Pelaksanaan konsep Awyawaharika sebagai wujud kewajiban dalam
kehidupan adalah dengan bekerja tanpa mengharapkan pamrih. Penerapan ajaran Awyawaharika ini tentu sangat penting
untuk diamalkan dalam kehidupan sosial kemasyarakatan.
1.1.5.
Astenya
Asteya atau Astenya artinya tidak mencuri atau tidak
mengambil hak milik atau memikirkan untuk memiliki barang orang lain (Tim Sabha
Pandita, 2011: 20). Astenya mengajarkan
manusia agar selalu jujur, tidak suka mengambil hak milik orang lain, tidak
mencuri atau korupsi. Mencuri atau perbuatan sejenisnya adalah perbuatan yang
dilarang agama. Astenya harus
ditumbuhkan agar timbul sifat yang tidak menginginkan barang milik orang lain.
Perbuatan mencuri akan merugikan diri sendiri, yaitu pencemaran nama baik dan
orang lain sebagai korbannya.
Sekian
posting tentang Panca Yama Brata dan
Bagian-Bagiannya, terimakasih.
1.
Panca Yama Brata
1.1.
Panca Yama Brata
Panca Yama Brata adalah lima macam
cara untuk mengendalikan keinginan secara lahir menurut Atmaja (2010:46).
Bagian-bagian Panca Yama Brata:
1. Ahimsa : tidak melakukan kekerasan
2. Brahmacari : masa menuntut ilmu/masa aguron-guron
3. Satya : kesetiaan dan kejujuran
4. Awyawaharika : melakukan usaha menurut dharma
5. Astenya : tidak mencuri miliki orang lain
1.1.1.
Ahimsa
Ahimsa
terdiri atas a yang artinya tidak, dan himsa yang artinya menyakiti atau
membunuh. Dengan demikian ahimsa artinya suatu perbuatan yang tidak menyakiti, kasih
sayang dan atau tidak membunuh mahkluk lain (Tim Sabha Pandita, 2011: 16).
1.1.2.
Brahmacari
Brahmacari adalah masa
menuntut ilmu (usia belajar) seperti murid-murid di sekolah. Kata Brahmacari terdiri atas dua kata, yaitu Brahma dan Cari atau Carya
(Tim Sabha Pandita, 2011: 17). Brahma artinya Ilmu pengetahuan,
sedangkan Cari atau Carya berasal dari bahasa sansekerta, yaitu Car artinya
gerak atau tingkah laku. Sehingga pengertian Brahmacari adalah
tingkah laku manusia dalam menuntut ilmu pengetahuan terutama ilmu pengetahuan
tentang ketuhanan dan kesucian.
1.1.3.
Satya
Satya artinya benar, jujur, dan setia (Tim Sabha Pandita,
2011: 18). Satya juga diartikan sebagai gerak pikiran yang harus
diambil menuju kebenaran. Di dalam praktiknya Satya meliputi
katakata yang tepat dan dilandasi kebajikan untuk mencapai kebaikan bersama.
Oleh
karena itu, Satya tidak sepenuhnya diartikan benar, jujur,
dan setia, tetapi di dalam pelaksanaannya melihat situasi yang bersifat
relatif. Maka di sinilah kita menempuh jalan Satya yang
pelaksanaannya melihat situasi dan kondisi yang relatif. Bagian-bagian Satya:
·
Satya Hredaya, artinya setia dan jujur terhadap kata
hati.
·
Satya Wacana, artinya setia dan jujur terhadap
perkataan.
·
Satya Semaya, artinya setia dan jujur terhadap janji.
·
Satya Laksana, artinya setia dan jujur terhadap
perbuatan.
·
Satya Mitra, yaitu setia dan jujur terhadap teman.
1.1.4.
Awyawaharika
Awyawaharika atau Awyawahara artinya tidak terikat pada
ikatan keduniawian (Tim Sabha
Pandita, 2011: 19). Ajaran Awyawaharika menjadikan
orang rendah hati, sederhana, jujur, menyayangi sesama, berbudi luhur, tidak
mengharapkan pujian, dan suka menolong tanpa pamrih. Pelaksanaan konsep Awyawaharika sebagai wujud kewajiban dalam
kehidupan adalah dengan bekerja tanpa mengharapkan pamrih. Penerapan ajaran Awyawaharika ini tentu sangat penting
untuk diamalkan dalam kehidupan sosial kemasyarakatan.
1.1.5.
Astenya
Asteya atau Astenya artinya tidak mencuri atau tidak
mengambil hak milik atau memikirkan untuk memiliki barang orang lain (Tim Sabha
Pandita, 2011: 20). Astenya mengajarkan
manusia agar selalu jujur, tidak suka mengambil hak milik orang lain, tidak
mencuri atau korupsi. Mencuri atau perbuatan sejenisnya adalah perbuatan yang
dilarang agama. Astenya harus
ditumbuhkan agar timbul sifat yang tidak menginginkan barang milik orang lain.
Perbuatan mencuri akan merugikan diri sendiri, yaitu pencemaran nama baik dan
orang lain sebagai korbannya.
Sekian
posting tentang Panca Yama Brata dan
Bagian-Bagiannya, terimakasih.
1.
Panca Yama Brata
1.1.
Panca Yama Brata
Panca Yama Brata adalah lima macam
cara untuk mengendalikan keinginan secara lahir menurut Atmaja (2010:46).
Bagian-bagian Panca Yama Brata:
1. Ahimsa : tidak melakukan kekerasan
2. Brahmacari : masa menuntut ilmu/masa aguron-guron
3. Satya : kesetiaan dan kejujuran
4. Awyawaharika : melakukan usaha menurut dharma
5. Astenya : tidak mencuri miliki orang lain
1.1.1.
Ahimsa
Ahimsa
terdiri atas a yang artinya tidak, dan himsa yang artinya menyakiti atau
membunuh. Dengan demikian ahimsa artinya suatu perbuatan yang tidak menyakiti, kasih
sayang dan atau tidak membunuh mahkluk lain (Tim Sabha Pandita, 2011: 16).
1.1.2.
Brahmacari
Brahmacari adalah masa
menuntut ilmu (usia belajar) seperti murid-murid di sekolah. Kata Brahmacari terdiri atas dua kata, yaitu Brahma dan Cari atau Carya
(Tim Sabha Pandita, 2011: 17). Brahma artinya Ilmu pengetahuan,
sedangkan Cari atau Carya berasal dari bahasa sansekerta, yaitu Car artinya
gerak atau tingkah laku. Sehingga pengertian Brahmacari adalah
tingkah laku manusia dalam menuntut ilmu pengetahuan terutama ilmu pengetahuan
tentang ketuhanan dan kesucian.
1.1.3.
Satya
Satya artinya benar, jujur, dan setia (Tim Sabha Pandita,
2011: 18). Satya juga diartikan sebagai gerak pikiran yang harus
diambil menuju kebenaran. Di dalam praktiknya Satya meliputi
katakata yang tepat dan dilandasi kebajikan untuk mencapai kebaikan bersama.
Oleh
karena itu, Satya tidak sepenuhnya diartikan benar, jujur,
dan setia, tetapi di dalam pelaksanaannya melihat situasi yang bersifat
relatif. Maka di sinilah kita menempuh jalan Satya yang
pelaksanaannya melihat situasi dan kondisi yang relatif. Bagian-bagian Satya:
·
Satya Hredaya, artinya setia dan jujur terhadap kata
hati.
·
Satya Wacana, artinya setia dan jujur terhadap
perkataan.
·
Satya Semaya, artinya setia dan jujur terhadap janji.
·
Satya Laksana, artinya setia dan jujur terhadap
perbuatan.
·
Satya Mitra, yaitu setia dan jujur terhadap teman.
1.1.4.
Awyawaharika
Awyawaharika atau Awyawahara artinya tidak terikat pada
ikatan keduniawian (Tim Sabha
Pandita, 2011: 19). Ajaran Awyawaharika menjadikan
orang rendah hati, sederhana, jujur, menyayangi sesama, berbudi luhur, tidak
mengharapkan pujian, dan suka menolong tanpa pamrih. Pelaksanaan konsep Awyawaharika sebagai wujud kewajiban dalam
kehidupan adalah dengan bekerja tanpa mengharapkan pamrih. Penerapan ajaran Awyawaharika ini tentu sangat penting
untuk diamalkan dalam kehidupan sosial kemasyarakatan.
1.1.5.
Astenya
Asteya atau Astenya artinya tidak mencuri atau tidak
mengambil hak milik atau memikirkan untuk memiliki barang orang lain (Tim Sabha
Pandita, 2011: 20). Astenya mengajarkan
manusia agar selalu jujur, tidak suka mengambil hak milik orang lain, tidak
mencuri atau korupsi. Mencuri atau perbuatan sejenisnya adalah perbuatan yang
dilarang agama. Astenya harus
ditumbuhkan agar timbul sifat yang tidak menginginkan barang milik orang lain.
Perbuatan mencuri akan merugikan diri sendiri, yaitu pencemaran nama baik dan
orang lain sebagai korbannya.
Sekian
posting tentang Panca Yama Brata dan
Bagian-Bagiannya, terimakasih.
Related Search
:
Panca Yama
Brata
Panca Yama
Brata dan bagiannya
Contoh Panca
Yama Brata
Apa itu Panca
Yama Brata
Pengertian
Panca Yama Brata