Wednesday, November 16, 2016

Agenda Reformasi 1998 yang Dituntut oleh Mahasiswa

Agenda Reformasi 1998 yang Dituntut oleh Mahasiswa

Agenda Reformasi 1998 yang Dituntut oleh Mahasiswa - Haii lama gk post.. banyak tugas hehehe oke kembali lagi bersama saya Komang BramanTARA di Belajar Sambil Praktik... Hari ini kita akan belajar Agenda Reformasi 1998 yang Dituntut oleh Mahasiswa. Pelajaran ini adalah bagian  IPS kelas 9 Kurikulum 2013 Semester 1 Perkembangan Masyarakat Indonesia Menuju Negara Maju


OK TO THE POINT

Agenda Reformasi 1998 yang Dituntt oleh Mahasiswa meliputi
  1. Adili Soeharto dan kroni-kroninya
  2. Amandemen UUD 1945
  3. Penghapusan Dwi Fungsi ABRI
  4. Otonomi daerah yang seluas-luasnya
  5. Supremasi hukum
  6. Pemerintah yang bersih dari KKN
Sekian dari saya pada postingan Agenda Reformasi 1998 yang Dituntut oleh Mahasiswa terimakasih.
:D:D:D

Friday, September 30, 2016

Dasa Mala




Om Swastyastu, semoga pikiran baik datang dari segala penjuru. Lama tak post mengingat jadwal UTS, kali ini Admin Bram akan mempost Dasa Mala yang merupakan jenis jenis perbuatanburuk yang harus dihindari.

 Dasa Mala


A.  Pengertian Dasa Mala


Dasa Mala berasal dari kata dasa dan mala. Dasa berarti sepuluh dan mala berarti adharma atau bertentangan dengan susila. Dasa Mala merupakan salah satu bentuk dari asubha karma atau perbuatan yang tidak baik. Jadi, dasa mala adalah sepuluh perbuatan buruk yang harus dihindari (Sura, 2001).

B.  Bagian-bagian Dasa Mala


Dasa Mala tergolong dalam kelompok asubha karma. Dasa Mala merupakan sumber kedursilaan, yaitu bentuk perbuatan yang bertentangan dengan susila, yang cenderung kepada kejahatan. Semua perbuatan yang bertentangan dengan susila sebaiknya kita hindari.



Menurut Kitab Slokantara Sloka 48, terdapat sepuluh macam sifat kotor atau Dasa Mala, yaitu

1.    Tandri


Tandri artinya orang yang malas, suka makan dan tidur saja, tidak tulus, hanya ingin melakukan kejahatan (Sura, 2001).

2.    Kleda


Kleda artinya berputus asa, suka menunda dan tidak mau memahami maksud orang lain (Zoetmulder, 2004: 509).

3.     Leja


Leja artinya berpikiran gelap, bernafsu besar dan gembira melakukan kejahatan (Zoetmulder, 2004: 582).

4.     Kutila


Kutila artinya menyakiti orang lain, pemabuk, tidak jujur dan penipu, menyakiti dan membunuh makhluk lain, lebih-lebih manusia, merupakan perbuatan yang bertentangan dengan dharma (Zoetmulder, 2004: 548).

5.     Kuhaka


Kuhaka artinya pemarah, suka mencari kesalahan orang lain, penipu, berkata sembarangan, dan keras kepala (Zoetmulder, 2004: 528).

6.     Metraya


Metraya artinya seka berkata menyakiti hati, sombong, dan iri hati (Gede Sura, 2001).

7.     Megata


Megata artinya berbuat jahat, berkata manis tapi pamrih (Zoetmulder, 2004: 663).

8.     Ragastri


Ragastri artinya bernafsu (Zoetmulder, 2004: 900).

9.     Bhaksa Bhuana


Bhaksa Bhuana artinya suka menyakiti orang lain, penipu, dan hidup berfoya-foya (Zoetmulder, 2004: 135).

10.  Kimburu


Kimburu artinya penipu dan pencuri terhadap siapa saja tidak pandang bulu, pendengki dan iri hati

Sekian dari saya

Related Search
  • Dasa Mala
  • Pengertian Dasa Mala
  • Apa itu Dasa Mala
  • Pengertian dan Bagian-Bagian Dasa Mala
  • Bagian-Bagian Dasa Mala
  • Tandri
  • Kleda
  • Leja
  • Kutila
  • Kuhaka
  • Metraya
  • Megata
  • Ragastri
  • Bhaksa Bhuana
  • Kimburu
  • Agama Hindu





Thursday, September 1, 2016

Panca Yama Brata dan Bagian-Bagiannya




1.  Panca Yama Brata


1.1.    Panca Yama Brata


Panca Yama Brata adalah lima macam cara untuk mengendalikan keinginan secara lahir menurut Atmaja (2010:46). Bagian-bagian Panca Yama Brata:

1.    Ahimsa                : tidak melakukan kekerasan

2.    Brahmacari         : masa menuntut ilmu/masa aguron-guron

3.    Satya                    : kesetiaan dan kejujuran

4.    Awyawaharika    : melakukan usaha menurut dharma

5.    Astenya               : tidak mencuri miliki orang lain

1.1.1.   Ahimsa


Ahimsa terdiri atas a yang artinya tidak, dan himsa yang artinya menyakiti atau membunuh. Dengan demikian ahimsa artinya suatu perbuatan yang tidak menyakiti, kasih sayang dan atau tidak membunuh mahkluk lain (Tim Sabha Pandita, 2011: 16).

1.1.2.   Brahmacari


Brahmacari adalah masa menuntut ilmu (usia belajar) seperti murid-murid di sekolah. Kata Brahmacari terdiri atas dua kata, yaitu Brahma dan Cari atau Carya (Tim Sabha Pandita, 2011: 17). Brahma artinya Ilmu pengetahuan, sedangkan Cari atau Carya berasal dari bahasa sansekerta, yaitu Car artinya gerak atau tingkah laku. Sehingga pengertian Brahmacari adalah tingkah laku manusia dalam menuntut ilmu pengetahuan terutama ilmu pengetahuan tentang ketuhanan dan kesucian.

1.1.3.   Satya


Satya artinya benar, jujur, dan setia (Tim Sabha Pandita, 2011: 18). Satya juga diartikan sebagai gerak pikiran yang harus diambil menuju kebenaran. Di dalam praktiknya Satya meliputi katakata yang tepat dan dilandasi kebajikan untuk mencapai kebaikan bersama.

Oleh karena itu, Satya tidak sepenuhnya diartikan benar, jujur, dan setia, tetapi di dalam pelaksanaannya melihat situasi yang bersifat relatif. Maka di sinilah kita menempuh jalan Satya yang pelaksanaannya melihat situasi dan kondisi yang relatif. Bagian-bagian Satya:

·         Satya Hredaya, artinya setia dan jujur terhadap kata hati.

·         Satya Wacana, artinya setia dan jujur terhadap perkataan.

·         Satya Semaya, artinya setia dan jujur terhadap janji.

·         Satya Laksana, artinya setia dan jujur terhadap perbuatan.

·         Satya Mitra, yaitu setia dan jujur terhadap teman.

1.1.4.   Awyawaharika


Awyawaharika atau Awyawahara artinya tidak terikat pada ikatan keduniawian (Tim Sabha Pandita, 2011: 19). Ajaran Awyawaharika menjadikan orang rendah hati, sederhana, jujur, menyayangi sesama, berbudi luhur, tidak mengharapkan pujian, dan suka menolong tanpa pamrih. Pelaksanaan konsep Awyawaharika sebagai wujud kewajiban dalam kehidupan adalah dengan bekerja tanpa mengharapkan pamrih. Penerapan ajaran Awyawaharika ini tentu sangat penting untuk diamalkan dalam kehidupan sosial kemasyarakatan.

1.1.5.   Astenya


Asteya atau Astenya artinya tidak mencuri atau tidak mengambil hak milik atau memikirkan untuk memiliki barang orang lain (Tim Sabha Pandita, 2011: 20). Astenya mengajarkan manusia agar selalu jujur, tidak suka mengambil hak milik orang lain, tidak mencuri atau korupsi. Mencuri atau perbuatan sejenisnya adalah perbuatan yang dilarang agama. Astenya harus ditumbuhkan agar timbul sifat yang tidak menginginkan barang milik orang lain. Perbuatan mencuri akan merugikan diri sendiri, yaitu pencemaran nama baik dan orang lain sebagai korbannya.

Sekian posting tentang Panca Yama Brata dan Bagian-Bagiannya, terimakasih.

1.  Panca Yama Brata

1.1.    Panca Yama Brata

Panca Yama Brata adalah lima macam cara untuk mengendalikan keinginan secara lahir menurut Atmaja (2010:46). Bagian-bagian Panca Yama Brata:
1.    Ahimsa                : tidak melakukan kekerasan
2.    Brahmacari         : masa menuntut ilmu/masa aguron-guron
3.    Satya                    : kesetiaan dan kejujuran
4.    Awyawaharika    : melakukan usaha menurut dharma
5.    Astenya               : tidak mencuri miliki orang lain

1.1.1.   Ahimsa

Ahimsa terdiri atas a yang artinya tidak, dan himsa yang artinya menyakiti atau membunuh. Dengan demikian ahimsa artinya suatu perbuatan yang tidak menyakiti, kasih sayang dan atau tidak membunuh mahkluk lain (Tim Sabha Pandita, 2011: 16).

1.1.2.   Brahmacari

Brahmacari adalah masa menuntut ilmu (usia belajar) seperti murid-murid di sekolah. Kata Brahmacari terdiri atas dua kata, yaitu Brahma dan Cari atau Carya (Tim Sabha Pandita, 2011: 17). Brahma artinya Ilmu pengetahuan, sedangkan Cari atau Carya berasal dari bahasa sansekerta, yaitu Car artinya gerak atau tingkah laku. Sehingga pengertian Brahmacari adalah tingkah laku manusia dalam menuntut ilmu pengetahuan terutama ilmu pengetahuan tentang ketuhanan dan kesucian.

1.1.3.   Satya

Satya artinya benar, jujur, dan setia (Tim Sabha Pandita, 2011: 18). Satya juga diartikan sebagai gerak pikiran yang harus diambil menuju kebenaran. Di dalam praktiknya Satya meliputi katakata yang tepat dan dilandasi kebajikan untuk mencapai kebaikan bersama.
Oleh karena itu, Satya tidak sepenuhnya diartikan benar, jujur, dan setia, tetapi di dalam pelaksanaannya melihat situasi yang bersifat relatif. Maka di sinilah kita menempuh jalan Satya yang pelaksanaannya melihat situasi dan kondisi yang relatif. Bagian-bagian Satya:
·         Satya Hredaya, artinya setia dan jujur terhadap kata hati.
·         Satya Wacana, artinya setia dan jujur terhadap perkataan.
·         Satya Semaya, artinya setia dan jujur terhadap janji.
·         Satya Laksana, artinya setia dan jujur terhadap perbuatan.
·         Satya Mitra, yaitu setia dan jujur terhadap teman.

1.1.4.   Awyawaharika

Awyawaharika atau Awyawahara artinya tidak terikat pada ikatan keduniawian (Tim Sabha Pandita, 2011: 19). Ajaran Awyawaharika menjadikan orang rendah hati, sederhana, jujur, menyayangi sesama, berbudi luhur, tidak mengharapkan pujian, dan suka menolong tanpa pamrih. Pelaksanaan konsep Awyawaharika sebagai wujud kewajiban dalam kehidupan adalah dengan bekerja tanpa mengharapkan pamrih. Penerapan ajaran Awyawaharika ini tentu sangat penting untuk diamalkan dalam kehidupan sosial kemasyarakatan.

1.1.5.   Astenya

Asteya atau Astenya artinya tidak mencuri atau tidak mengambil hak milik atau memikirkan untuk memiliki barang orang lain (Tim Sabha Pandita, 2011: 20). Astenya mengajarkan manusia agar selalu jujur, tidak suka mengambil hak milik orang lain, tidak mencuri atau korupsi. Mencuri atau perbuatan sejenisnya adalah perbuatan yang dilarang agama. Astenya harus ditumbuhkan agar timbul sifat yang tidak menginginkan barang milik orang lain. Perbuatan mencuri akan merugikan diri sendiri, yaitu pencemaran nama baik dan orang lain sebagai korbannya.
Sekian posting tentang Panca Yama Brata dan Bagian-Bagiannya, terimakasih.

1.  Panca Yama Brata

1.1.    Panca Yama Brata

Panca Yama Brata adalah lima macam cara untuk mengendalikan keinginan secara lahir menurut Atmaja (2010:46). Bagian-bagian Panca Yama Brata:
1.    Ahimsa                : tidak melakukan kekerasan
2.    Brahmacari         : masa menuntut ilmu/masa aguron-guron
3.    Satya                    : kesetiaan dan kejujuran
4.    Awyawaharika    : melakukan usaha menurut dharma
5.    Astenya               : tidak mencuri miliki orang lain

1.1.1.   Ahimsa

Ahimsa terdiri atas a yang artinya tidak, dan himsa yang artinya menyakiti atau membunuh. Dengan demikian ahimsa artinya suatu perbuatan yang tidak menyakiti, kasih sayang dan atau tidak membunuh mahkluk lain (Tim Sabha Pandita, 2011: 16).

1.1.2.   Brahmacari

Brahmacari adalah masa menuntut ilmu (usia belajar) seperti murid-murid di sekolah. Kata Brahmacari terdiri atas dua kata, yaitu Brahma dan Cari atau Carya (Tim Sabha Pandita, 2011: 17). Brahma artinya Ilmu pengetahuan, sedangkan Cari atau Carya berasal dari bahasa sansekerta, yaitu Car artinya gerak atau tingkah laku. Sehingga pengertian Brahmacari adalah tingkah laku manusia dalam menuntut ilmu pengetahuan terutama ilmu pengetahuan tentang ketuhanan dan kesucian.
Baca Juga Asta Aiswarya

1.1.3.   Satya

Satya artinya benar, jujur, dan setia (Tim Sabha Pandita, 2011: 18). Satya juga diartikan sebagai gerak pikiran yang harus diambil menuju kebenaran. Di dalam praktiknya Satya meliputi katakata yang tepat dan dilandasi kebajikan untuk mencapai kebaikan bersama.
Oleh karena itu, Satya tidak sepenuhnya diartikan benar, jujur, dan setia, tetapi di dalam pelaksanaannya melihat situasi yang bersifat relatif. Maka di sinilah kita menempuh jalan Satya yang pelaksanaannya melihat situasi dan kondisi yang relatif. Bagian-bagian Satya:
·         Satya Hredaya, artinya setia dan jujur terhadap kata hati.
·         Satya Wacana, artinya setia dan jujur terhadap perkataan.
·         Satya Semaya, artinya setia dan jujur terhadap janji.
·         Satya Laksana, artinya setia dan jujur terhadap perbuatan.
·         Satya Mitra, yaitu setia dan jujur terhadap teman.

1.1.4.   Awyawaharika

Awyawaharika atau Awyawahara artinya tidak terikat pada ikatan keduniawian (Tim Sabha Pandita, 2011: 19). Ajaran Awyawaharika menjadikan orang rendah hati, sederhana, jujur, menyayangi sesama, berbudi luhur, tidak mengharapkan pujian, dan suka menolong tanpa pamrih. Pelaksanaan konsep Awyawaharika sebagai wujud kewajiban dalam kehidupan adalah dengan bekerja tanpa mengharapkan pamrih. Penerapan ajaran Awyawaharika ini tentu sangat penting untuk diamalkan dalam kehidupan sosial kemasyarakatan.

1.1.5.   Astenya

Asteya atau Astenya artinya tidak mencuri atau tidak mengambil hak milik atau memikirkan untuk memiliki barang orang lain (Tim Sabha Pandita, 2011: 20). Astenya mengajarkan manusia agar selalu jujur, tidak suka mengambil hak milik orang lain, tidak mencuri atau korupsi. Mencuri atau perbuatan sejenisnya adalah perbuatan yang dilarang agama. Astenya harus ditumbuhkan agar timbul sifat yang tidak menginginkan barang milik orang lain. Perbuatan mencuri akan merugikan diri sendiri, yaitu pencemaran nama baik dan orang lain sebagai korbannya.
Sekian posting tentang Panca Yama Brata dan Bagian-Bagiannya, terimakasih.
Related Search :

Panca Yama Brata

Panca Yama Brata dan bagiannya

Contoh Panca Yama Brata

Apa itu Panca Yama Brata

Pengertian Panca Yama Brata

Wednesday, August 24, 2016

Bagian Bagian Bunga beserta Fungsinya

Bagian Bagian Bunga beserta Fungsinya

Hai Ketemu lagi bersama admin BAB (Bram amat Baik), kali ini akan posting dengan Bagian Bagian Bunga beserta Fungsinya.

Bunga adalah organ pada tumbuhan yang memunyai kegunaan sebagai tempat berlangsungnya perkembangbiakan generatif melalui proses pembuahan serta penyerbukan. Bunga sejatinya ialah modifikasi tunas daun atau tunas batang dimana bentuk, warna, dan susunannya di sesuaikan atas kepentingan tumbuhan tersebut.
Dari keanekaragaman bagian-bagian tersebut, bunga dapat memancarkan keelokan dan keindahan nya. Untuk lebih jelasnya, berikut akan kita bahas lebih dalam bagian bagian bunga beserta fungsinya.
Bagian Bagian Bunga dan Fungsinya, Bagian Bunga, Fungsi Bunga
Bagian Bunga beserta Fungsinya

Bagian Bagian Bunga beserta Fungsinya

Pada umumnya bagian bunga sempurna dibagi menjadi 2, yaitu bagian Fertil dan bagian Steril. Apakah itu bagian Fertil dan bagian steril ? kedua bagian tersebut akan kita bahas sebentar lagi, untuk saat ini kita akan bahas terlebih dahulu bagian-bagian bunga dan fungsinya, berikut pembahasannya:
1. Ibu tangkai bunga atau tangkai induk (pedunculus)
Tangkai bunga (bahasa latin: Rachis Pedunculus) adalah bagian awal dari sebuah bunga. Pedunculus (tangkai induk) bunga merupakan cabang kelanjutan dari sebuah ranting atau batang pohon / tanaman untuk menuju bunga.
2. Tangkai bunga (pedicellus)
Pedicellus adalah bagian yang sering kita jumpai, seperti yang kita ketahui tangkai bunga merupakan bagian bunga yang berada pada bagian bawah. Pedisellus (Tangkai bunga) inilah yang kerap kita jadikan sebagai bagian bunga yang kita petik dari pohonnya. Sehingga tangkai bunga berfungsi sebagai penopang dan penghubung antara tangkai dan juga ranting.
3. Dasar Bunga (receptacle)
receptacle addalah bagian bunga yang menjadi bagian dari ujung tangkai bunga, receptacle  ini berguna sebagai tempat melekatnya mahkota bunga.
4. Daun tangkai bunga (brachteola)
Brachteola adalah bagian bunga berupa daun yang yang berfungsi sebagai daun pelindung. Daun tangkai bunga (Brachteola) ini tampak di luar bungan dan bisa terlihat. Daun ini berada pada bagian pangkal dari tangkai bunga.
5. Daun pelindung (brachtea)
Bagian pelingdung bunga (Brachtea), bagian ini berbeda dengan kelopak bunga, karena Brachtea ialah daun terakhir yang menjadi tempat tumbuhnya bunga. Jadi, pada bagian ketiak daun ini, sang bunga berkembang serta tumbuh.
6. Mahkota bunga (Corolla)
Corolla merupakan salah satu bagian bunga yang seringkali direpresentasikan sebagai bunga itu sendiri. karena mahkota bunga merupakan bagian paling luar dari sebua struktur keseluruhan bunga, yang biasanya memiliki warna yang cerah dan juga menarik. Mahkota bunga juga memilki susunan dan juga bentuk yang berbeda pada setiap bunga, sehingga sering djadikan indikator utama dari keindahan dankecantikan dari sebuah bunga

7. Daun buah (carpell)
Carpell merupakan bagian fertil berupa ovalum (bakal biji) berkelompok membentuk putik (pistill).
8. Daun mahkota (petal)
Petal merupakan perhiasan bunga warnanya mencolok, berkelompok, serta membentuk corolla (mahkota bunga).
9. Kelopak bunga (sepal)
Sepal (kelopak Bunga) adalah bagian bunga yang berupa kuncup saat bunga belum mekar. kelopak bunga berfungsi membantu menjaga bunga yang belum mekar. Saat bunga sudah sedikit mekar, maka kelopak bunga akan ikut membuka, serta membiarkan bunga tersebut mekar. saat bunga sudah mekar degan sempurna, kelopak bunga akan membentuk seperti bagian dasar sebuah bunga.
10. Benang sari (stamen)
Benang Sari adalah bagian yang sering disebut sebagai alat kelamin jantan sebuah bunga. Stamen berfungsi untuk membantu proses reproduksi dan juga perkembang biakan di sebuah bunga, yang nantinya dapat menumbuhkan tanaman baru. Stamen (Benang sari) terdiri dari 3 bagian utama. yaitu Tangkai sari (filament), Serbuk sari (polen), Kepala sari (antheral).

Bagian Fetil

Bagian fertil merupakan bagian bunga yang secara langsung berpengaruh terhadap terjadinya proses penyerbukan dan pembuahan pada bunga itu sendiri. terdapat dua Bagian bunga fertil yaitu kepala putik (pistillum) serta benang sari (Stamen).

Bagian Steril

Bagian steril merupakan bagian bunga yang hanya berfungsi sebagai perhiasan dan kelengkapan bunga itu sendiri. Ia tidak secara langsung mempengaruhi terjadinya proses penyerbukan dan pembuahan. Bagian bagian bunga steril misalnya ibu tangkai bunga (pedunculus), daun tangkai (brachteola), dasar bunga (receptacle), daun pelindung (brachtea), daun mahkota (petal), tangkai bunga (pedicellus) dan daun kelopak (sepal),.
Nah tentu saja, bunga memiliki banyak kontribusi dan juga fungsi yang sangat bermanfaat bagi seluruh makhluk hidup, layaknya manusia dan hewan, oleh karenanya harus kita jaga dengan baik keanekaragaman hayati yang ada di bumi kita ini.


Kalimat Majemuk



Kalimat Majemuk 


Hai semua, ketemu lagi dengan admin Bram, kali ini aku akan mempost tentang Kalimat Majemuk, yang merupakan pelajaran Bahasa Indonesia. Yuk Belajar!

1.  Kalimat Majemuk

Kalimat majemuk adalah suatu bentuk kalimat luas hasil penggabungan atau perluasan, sehingga membentuk satu atau pola kalimat baru disamping pola kalimat yang sudah ada. Kalimat majemuk dibedakan menjadi:

1.1.       Kalimat Majemuk Setara

Kalimat majemuk setara adalah kalimat hasil penggabungan yang hubungan antara pola kalimat di dalamnya sederajat.
Ciri-ciri kalimat majemuk setara adalah :
·         Kedudukan pola-pola kalimat memiliki tingkat sederajat.
·         Penggabungan kalimat disertai dengan perubahan intonasi.
·         Konjungsi atau penghubung adalah pembeda sifat keselarasan pola.
·         Pola umum urairan jabatan kata adalah S P + S P
Contoh : Ibu memasak dan Ayah membaca koran.

1.2.       Kalimat Majemuk Rapatan

Kalimat majemuk rapatan adalah kalimat majemuk setara yang bagian-bagiannya dirapatkan karena kata-kata atau prase dalam kalimat tersebut menduduki jabatan yang sama. Pengerapatannya diperoleh dengan menghilangkan unsur-unsur yang sama sehingga diperoleh kalimat gabung yang lebih efektif, jelas dan tegas.
Ciri-ciri kalimat majemuk rapatan adalah
·         Intonasi ada kesenyapan antara pernyataan 1 dan berikutnya.
·         Bagian pola kalimat baru ada yang dibuang sehingga merupakan kalimat minor.
·         Pola uraian (misalnya subjek sama) satu dirapatkan/dihilangkan.
Contoh : Adik dan Kakak membaca buku.

1.3.       Kalimat Majemuk Bertingkat

Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat tunggal yang bagian-bagiannya diperluas sehingga perluasan iu membetuk satu atau beberapa pola baru, selain pola yang sudah ada. Bagian kalimat yang diperluas sehingga membentuk pola kalimat baru disebut Anak Kalimat, sedangkan kalimat yang tetap disebut Induk Kalimat.
Ciri-ciri kalimat majemuk bertingkat adalah:
·         Perubahan Intonasi terdapat kesenyapan antara pernyataan 1 dan pernyataan 2.
·         Perluasan bagian kalimat tunggal membentuk pola baru.
·         Bagian pola kalimat menjadi anak kalimat.
·         Bagian yang tetap menjadi induk kalimat.
·         Anak kalimat bergantung pada induk kalimat.
·         Nama anak kalimat sesuai dengan bagian jabatan yang diperluas.
·         Kalimat langsung dan tak langsung selalu merupakan kalimat majemuk bertingkat.
·         Induk kalimat adalah subjek yang berkata, bertanya atau menjawab.
·         Anak kalimat adalah isi yang terkandung dalam pembicaraan tersebut.
Contoh : Saya akan membangun negeri ini andaikata saya presiden.

1.4.       Kalimat Majemuk Campuran

Kalimat majemuk campuran adalah kalllimat majemuk yang merupakan campuran dari ketiga kalimat majemuk di atas.